BlogPemilik PropertiFinansialStop Anggap Anak Sebagai Investasi! Tips Keuangan Mandiri untuk Keluarga Bahagia
0
0

Stop Anggap Anak Sebagai Investasi! Tips Keuangan Mandiri untuk Keluarga Bahagia

Dipublikasikan oleh Pandu Pamungkas dan Diperbarui oleh Pandu Pamungkas

Sep 11, 2024

4 menit membaca

Copied to clipboard
Stop Anggap Anak Sebagai Investasi! Tips Keuangan Mandiri untuk Keluarga Bahagiatop-right-banner

Generasi sandwich adalah generasi yang diapit oleh tanggung jawab untuk merawat orang tua sekaligus membesarkan anak-anak. Tantangan utama yang dihadapi generasi ini adalah tekanan finansial dari dua arah. Satu sisi, mereka harus memastikan orangtua mendapatkan perawatan yang layak. Di sisi lain, sandwich generation harus memikirkan masa depan anak-anak. 

Kita sering kali berpikir, “Nanti kalau aku tua, anak-anakku yang bakal ngebantuin aku.” Tapi, mari kita renungkan sejenak: anak-anak kita juga memiliki kehidupan mereka sendiri. Mereka sedang berjuang untuk membangun masa depan mereka sendiri dan keluarga mereka. Menambah beban keuangan dari orang tua hanya akan membuat mereka merasa terjepit dan tertekan. Bukankah kita ingin melihat mereka bahagia dan berhasil tanpa harus mengorbankan beban yang tidak semestinya? Sudah saatnya kita berpikir lebih jauh dan memberikan mereka kebebasan untuk mengejar impian mereka tanpa beban tambahan dari kita.

Beban Berat Sandwich Generation

Stop Anggap Anak Sebagai Investasi! Tips Keuangan Mandiri untuk Keluarga Bahagia
Source : Shutterstock

Seperti roti lapis yang diapit berbagai macam topping, generasi sandwich memiliki beban yang begitu banyak. Mulai dari ngurus orangtua, anak, sampai ada yang harus merawat kakek neneknya. Gak heran kalau generasi sandwich menopang begitu banyak hal bikin kita mudah stres, lelah, dan bingung. 

1. Double Pressure

Beban ganda yang dialami generasi sandwich ini bikin kita sering merasa kehabisan energi, waktu, bahkan uang. 

Bayangin aja, harus ngurus orang tua yang mungkin udah nggak bisa mandiri. Sementara itu, anak-anak kita juga butuh perhatian dan biaya yang nggak sedikit. Belum lagi kalau kita punya hutang yang harus dibayar. Semua tekanan ini kadang bikin kita lupa untuk menjaga kesehatan mental sendiri.

2. Pengaruh ke Kesehatan Mental

Tekanan finansial yang nggak kunjung selesai ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental kita sehari-hari. Nggak jarang kita merasa cemas, stres, bahkan depresi karena terus-menerus memikirkan cara memenuhi kebutuhan dua generasi sekaligus. 

Nah, kalau kita terus-terusan mikirin bahwa anak adalah solusi keuangan kita di masa depan, makin beratlah beban yang harus kita tanggung.

3. Belum Melek Finansial

Sandwich generation juga sering belum terlalu melek finansial. Banyak yang masih mikir bahwa punya anak banyak bisa jadi investasi untuk masa depan. Padahal, kondisi keuangan kita saat ini juga harus kita perhatikan, lho. Bukannya malah menambah beban anak-anak kita nanti.

Coba deh, kita pikirkan ulang. Apakah kita mau anak-anak kita nanti terjebak dalam situasi yang sama seperti kita sekarang? Di sinilah pentingnya melek finansial dan mulai mengubah mindset kita tentang anak sebagai investasi. 

Mungkin sekarang saatnya buat kamu untuk stop rantai ini di dirimu sendiri. Bukan berarti kita nggak sayang sama orang tua atau anak-anak kita. Hanya saja, ini lebih ke arah bagaimana kita bisa mandiri secara finansial tanpa harus bergantung pada mereka.

Yuk Stop Rantainya Dikamu

Gimana caranya berhenti jadi Generasi Sandwich? Pertama, sadari kalau mengandalkan anak sebagai investasi itu nggak tepat. Mulai ubah cara pikir, terus coba bikin rencana keuangan yang realistis. 

Kemandirian finansial nggak cuma soal punya duit, tapi juga gimana cara ngelolanya dengan bijak. Jadi, kita bisa mutusin rantai ini dan nggak ngerasa terjebak lagi.

Bagaimana Cara Mengatur Keuangan yang Tepat?

Stop Anggap Anak Sebagai Investasi! Tips Keuangan Mandiri untuk Keluarga Bahagia
Source : Pexels

Buat kamu yang bingung gimana cara mengatur keuangan yang tepat biar bisa mutusin rantai generasi sandwich, ada tips-tipsnya, kok

1. Buat List Prioritas

Bikin list prioritas itu wajib. Dengan punya list ini, kamu bisa tahu mana yang harus dipenuhi duluan dan mana yang bisa menunggu. Contohnya, dana darurat dan dana pensiun harus masuk dalam prioritas utama. 

Selain itu, kamu juga bisa bikin rencana untuk mulai menabung buat masa depan, tapi jangan lupa buat tetap mengalokasikan dana untuk self rewards sesekali. Ya, sekali-sekali traktir diri sendiri nggak ada salahnya, kan?

2. Dana Pensiun Itu Perlu

Sering kali, kita lupa kalau dana pensiun itu juga penting. Banyak dari kita yang fokus ngurusin kebutuhan sekarang, sampai-sampai lupa nyiapin masa tua. Padahal, punya dana pensiun yang cukup bisa jadi penyelamat kita di masa tua nanti. 

Jadi, jangan anggap enteng soal ini ya. Mulai dari sekarang, alokasikan sebagian dari gaji atau pendapatan kamu untuk dana pensiun.

3. Susun Anggaran yang Realistis

Tips lain yang nggak kalah penting adalah menyusun anggaran keluarga yang realistis. Coba hitung lagi berapa pengeluaran bulananmu, berapa yang bisa disisihkan untuk tabungan, dan berapa yang bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. 

Anggaran yang baik adalah yang bisa menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran, serta tetap menyisihkan dana untuk masa depan.

4. Investasi untuk Masa Depan

Ngomongin masa depan, investasi adalah salah satu cara yang bisa kamu tempuh. Tapi, jangan salah pilih investasi ya! Pilih investasi yang sesuai dengan profil risiko dan pastikan kamu paham betul tentang instrumen investasi yang kamu pilih. Misalnya, reksa dana, saham, atau properti. 

Hindari berutang untuk investasi, dan kelola keinginan untuk membeli barang-barang konsumtif. Lebih baik nabung untuk masa depan daripada beli barang yang nggak penting, kan?

5. Seimbangkan Keinginan dan Kebutuhan

Pada akhirnya, yang terpenting adalah menyeimbangkan antara keinginan dan kebutuhan. Jangan sampai kita terlalu fokus pada keinginan sehingga lupa memenuhi kebutuhan dasar. 

Mulailah mengambil langkah kecil menuju kemandirian finansial. Ingat, anak bukanlah investasi yang bisa kita andalkan untuk masa depan. Mereka juga punya hak untuk hidup bebas dari beban finansial yang kita alami sekarang.

Ayo, mulai ubah mindset dan ajak teman-teman serta keluarga untuk berhenti menganggap anak sebagai investasi. Dengan begitu, kita bisa menjadi generasi yang mandiri secara finansial dan lebih bahagia.

Jangan lupa juga, kalau kamu ngerasa artikel ini berguna, share ke keluarga atau teman yang lagi ngalamin hal yang sama. Semoga kita semua bisa ngelewatin tantangan ini bareng-bareng dan lebih siap buat masa depan!

Copied to clipboard
bottom-sidebar-banner

Properti Rekomendasi

    Rp 550,8 Juta - Rp 1,5 Miliar
    Angsuran mulai dari Rp3,8 Juta/bln
      Rp 181 Juta
      Angsuran mulai dari Rp1,2 Juta/bln
        Rp 357,1 Juta - Rp 780 Juta
        Angsuran mulai dari Rp2,5 Juta/bln

        Properti Eksklusif: Green Paradise City

        Parung Panjang, Kab. Bogor
          Rp 1 Miliar - Rp 1,1 Miliar
          Angsuran mulai dari Rp7,2 Juta/bln

          Properti Eksklusif: The Agathis

          Pancoran Mas, Kota Depok
          sticky banner
          sticky banner

          © www.pinhome.id

          Pinhome App

          Coba Aplikasi Pinhome

          Cari, konsultasi, beli, hingga jasa perawatan rumah, semua ada!
          Unduh sekarang dan nikmati manfaatnya.

          iOS PCA DownloadAndroid PCA Download