Top Banner

Pinhome Exclusive Report: Langkah Generasi Sandwich Menuju Kepemilikan Properti


RINGKASAN EKSEKUTIF

1.
Kebutuhan keluarga menjadi motivasi utama kepemilikan properti Generasi Sandwich, meskipun menghadapi tantangan keuangan, tetap berusaha memiliki hunian dengan kebutuhan keluarga sebagai pendorong utama. Mereka menghadapi tantangan dalam menemukan properti yang tepat dan membutuhkan dukungan profesional untuk membuat keputusan pembelian yang tepat. Dukungan ini krusial untuk membantu mereka mencapai kestabilan melalui kepemilikan properti.
2.
Tabungan pribadi menjadi sumber dana utama dalam pembelian properti Dalam perencanaan anggaran, sebanyak 53% dari Generasi Sandwich mengandalkan tabungan pribadi sebagai sumber utama pembiayaan, sementara sebagian besar dari sisanya mendapatkan dukungan dari keluarga atau memanfaatkan fasilitas KPR dan KPA. Di antara mereka yang memilih KPR atau KPA, terlihat kecenderungan perilaku konservatif, yang tercermin dari penurunan rata-rata plafon pinjaman, pemilihan tenor cicilan yang lebih singkat, serta tingginya minat terhadap produk KPR Take Over.
3.
Properti baru lebih diminati untuk mengurangi resiko finansial untuk renovasi Generasi Sandwich menyesuaikan preferensi hunian sesuai dengan kondisi finansial mereka. Dari mereka yang memilih rumah tapak, 60% memilih rumah baru untuk menghindari biaya renovasi awal yang besar. Area sub-urban menjadi pilihan utama karena harga yang lebih terjangkau. Sementara itu, 89% dari Generasi Sandwich yang memilih apartemen membeli apartemen baru, dengan preferensi pada lokasi di area urban.
4.
Penggunaan platform digital dalam pencarian rumah dan mengutamakan akses terhadap fasilitas kesehatan Dalam melakukan pencarian dan pemilihan properti, penggunaan media sosial dan aplikasi mobile menjadi alat utama. Selain itu, keamanan, aksesibilitas, dan kenyamanan menjadi faktor kunci dalam keputusan pembelian, menunjukkan prioritas utama Generasi Sandwich dalam mendukung kesejahteraan keluarga mereka.

MARKET REPORT

Ditulis oleh Pinhome Research Team

8 Oktober 2024

Unduh PDF
Chapter Banner

Motivasi Generasi Sandwich Membeli Properti

Kebutuhan Keluarga Menjadi Motivasi Utama Generasi Sandwich dalam Membeli Properti

Generasi Sandwich, yang dikenal sebagai kelompok yang berada di tengah-tengah tanggung jawab merawat orang tua yang sudah tidak produktif serta membesarkan anak-anak atau menanggung saudara-saudaranya, menghadapi tantangan keuangan yang signifikan.

Tahukah kamu? graph graph graph

Sumber: YouGov, Pinhome Research

Sekalipun menghadapi tantangan keuangan, Generasi Sandwich tetap menunjukkan permintaan dalam mewujudkan impian mereka memiliki hunian sendiri. Motivasi utama yang mendorong Generasi Sandwich untuk membeli hunian adalah kebutuhan keluarga. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh YouGov, 49% dari mereka menempatkan kebutuhan ini sebagai prioritas tertinggi dalam keputusan membeli rumah.

Bagi mereka yang memilih rumah tapak, rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol keamanan dan stabilitas bagi keluarganya. Stabilitas menjadi alasan penting bagi mereka yang memilih rumah tapak, mencerminkan keinginan untuk menetap di satu tempat dan mengakhiri ketidakpastian yang sering kali hadir dalam kehidupan yang berpindah-pindah dari satu rumah sewaan ke rumah sewaan lainnya.

Di sisi lain, bagi mereka yang memilih apartemen, selain memenuhi kebutuhan keluarga, terdapat faktor-faktor lain yang dipertimbangkan. Salah satunya adalah peluang pasar dan potensi investasi yang ditawarkan oleh kepemilikan apartemen. Generasi ini melihat apartemen sebagai aset yang tidak hanya menyediakan tempat tinggal tetapi juga dapat menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan di masa depan.

Apa motivasi utama Generasi Sandwich dalam membeli properti?

graph

Kuesioner dengan pilihan multi-jawaban memungkinkan hasil total melebihi 100%.

Sumber: YouGov, Pinhome Research

Tantangan-Tantangan Generasi Sandwich dalam Kepemilikan Properti

Tantangan Terbesar yang Dihadapi adalah Menemukan Properti yang Tepat

Generasi Sandwich tidak terlepas dari berbagai tantangan dalam upaya mereka memiliki rumah. Berdasarkan data yang diperoleh, tantangan terbesar yang dihadapi adalah menemukan properti yang tepat, yang dirasakan oleh 36% Generasi Sandwich, diikuti oleh beban biaya tambahan yang berlebihan (35%), seperti biaya asuransi dan notaris, lalu diikuti tingginya biaya cicilan (34%).

Apa tantangan-tantangan Generasi Sandwich dalam membeli properti?

graph

Kuesioner dengan pilihan multi-jawaban memungkinkan hasil total melebihi 100%.

Sumber: YouGov, Pinhome Research

Bagi Generasi Sandwich yang berhasil membeli rumah tapak dalam satu tahun terakhir, pemilihan properti yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka menjadi tantangan utama, terutama dalam pasar properti yang semakin kompetitif, penuh dengan pilihan yang beragam, dan terbatasnya dukungan atau alat yang memadai untuk membantu dalam pencarian properti.

Sebaliknya, Generasi Sandwich yang memilih apartemen sebagai pilihan tempat tinggal mereka menghadapi tantangan yang berbeda. Berdasarkan pengalaman mereka dalam setahun terakhir, kondisi properti menjadi masalah utama, dengan hampir setengah dari mereka (47%) menyatakan bahwa mereka harus menangani masalah terkait pemeliharaan atau renovasi properti yang mereka beli. Hal ini menunjukkan bahwa membeli apartemen, meskipun menawarkan potensi investasi, juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal menjaga kondisi properti agar tetap layak huni.

Kebutuhan Dukungan Eksternal: Penasihat Keuangan & Lainnya

Menghadapi berbagai tantangan ini, Generasi Sandwich sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama penasihat keuangan yang dapat membantu mereka merencanakan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Sebanyak 39% dari mereka menyatakan bahwa dukungan dari penasihat keuangan sangat diperlukan dalam proses pembelian rumah.

Selain itu, peran penilai properti (38%), bantuan hukum (37%), inspektur properti (36%), konsultan properti (35%), dan bantuan arsitektur (34%) juga dinilai penting dalam memastikan bahwa mereka dapat membuat keputusan yang tepat dan terinformasi dengan baik. Dalam konteks ini, peran-peran tersebut tidak hanya membantu mereka dalam proses pembelian, tetapi juga memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik bagi masa depan mereka dan keluarga.

Dukungan apa yang dibutuhkan Sandwich Generation dalam proses pembelian properti?

graph

Kuesioner dengan pilihan multi-jawaban memungkinkan hasil total melebihi 100%.

Sumber: YouGov, Pinhome Research


Chapter Banner

Sumber Anggaran Pembelian Properti

Mayoritas Generasi Sandwich Menggunakan Tabungan Pribadi Sebagai Sumber Utama Pembiayaan Pembelian Properti

Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan terhadap Generasi Sandwich yang melakukan pembelian properti dalam satu tahun terakhir, mayoritas mereka (53%) menggunakan tabungan pribadi sebagai sumber utama pembiayaan pembelian rumah. Selain itu, 29% dari mereka menerima dukungan dari keluarga untuk mewujudkan impian memiliki rumah. Sementara itu, hanya 28% yang memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dan 26% lainnya memilih menggunakan pinjaman lain seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Bagaimana Generasi Sandwich merencanakan pembiayaan pembelian properti?

Banner

Kuesioner dengan pilihan multi-jawaban memungkinkan hasil total melebihi 100%.

Sumber: YouGov, Pinhome Research

Banner
18%

Generasi Sandwich menggunakan sumber dana dari

tabungan pribadi dan bantuan dana dari keluarga

untuk pembelian properti

Dari Generasi Sandwich yang berhasil membeli properti dalam satu tahun terakhir, mereka menggunakan tabungan pribadi sebagai sumber utama pembiayaan rumah, 33% juga mengandalkan dukungan atau pinjaman dari keluarga, 26% memanfaatkan pinjaman lain seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan 25% menggunakan hasil dari penjualan aset. Kombinasi tabungan pribadi dan bantuan dana dari keluarga menjadi kombinasi pembiayaan yang paling banyak digunakan, dipilih oleh 18% dari Generasi Sandwich.

Kombinasi dengan tabungan pribadi adalah pilihan utama untuk hampir semua opsi pembiayaan lainnya. Namun, ada pengecualian di kalangan Generasi Sandwich yang menggunakan penarikan dana pensiun dan dana jaminan sosial. Dari Generasi Sandwich yang menarik dana pensiun, 51% memilih untuk menggabungkan dana pensiun mereka dengan pinjaman non-perbankan, seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di sisi lain, 48% dari mereka yang menarik dana jaminan sosial juga mendapatkan dukungan atau pinjaman dari keluarga.

Dinamika Pasar Dalam Pembiayaan Pembelian Properti

Perilaku Konservatif Tercermin Dari Penurunan Plafon Pinjaman, Pemilihan Tenor Cicilan, dan Dominasi Permintaan KPR Take Over

Langkah-langkah yang diambil oleh Generasi Sandwich dalam merencanakan anggaran ini tidak dapat dilepaskan dari dinamika pasar yang lebih luas. Pada kuartal kedua tahun 2024, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Kenaikan suku bunga ini berdampak langsung pada sektor pembiayaan.

Banner
-8%

Pertumbuhan kuartalan (qoq)

total permintaan KPR / KPA

Sebagai hasil dari peningkatan suku bunga acuan ini, terjadi penurunan dalam permintaan KPR dan KPA sebesar 8% pada kuartal kedua tahun 2024 dibandingkan dengan kuartal pertama. Kenaikan biaya pinjaman menjadi salah satu faktor utama yang menghambat daya beli masyarakat, yang berdampak pada keputusan mereka dalam mengakses produk KPR dan KPA.

-3%

Pertumbuhan kuartalan (qoq)

plafon kredit permintaan KPR/KPA

Selain itu, penurunan median plafon permintaan pembiayaan rumah sebesar 3% menunjukkan sikap yang lebih konservatif dari konsumen dalam mengambil jumlah pinjaman yang besar. Konsumen cenderung memilih rumah yang lebih terjangkau atau mengumpulkan uang muka (DP) yang lebih besar sebelum mengajukan KPR atau KPA, sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan kebijakan perbankan yang lebih ketat.

Di antara Generasi Sandwich yang memilih untuk menggunakan KPR atau KPA, terdapat kecenderungan untuk memilih tenor cicilan yang lebih pendek. Sebanyak 26% dari pengguna KPR memilih tenor 1-5 tahun, diikuti oleh 25% yang memilih tenor 6-10 tahun, dan 23% memilih tenor 11-15 tahun. Data ini menunjukkan preferensi Generasi Sandwich terhadap pembayaran cicilan yang lebih cepat selesai, yang mencerminkan kehati-hatian dalam mengelola beban utang di tengah tuntutan keuangan yang beragam.

Berapa lama tenor pinjaman KPR atau KPA yang dipilih oleh Generasi Sandwich saat membeli properti?

Banner

Sumber: YouGov, Pinhome Research

Dalam dinamika pasar, permintaan KPR Take Over mendominasi (60%) total permintaan pembiayaan pembelian properti, mencerminkan keinginan konsumen untuk mencari kondisi pembiayaan yang lebih stabil dan menguntungkan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Tahukah kamu? Banner

Pinhome menghadirkan fitur Simulasi KPR Take Over yang memudahkan pengguna menghitung dan membandingkan berbagai opsi refinancing KPR untuk meringankan beban angsuran.

Dengan memasukkan detail KPR yang sedang berjalan, pengguna dapat melihat potensi penghematan dengan beralih ke bank lain yang menawarkan bunga lebih rendah atau tenor lebih fleksibel. Fitur ini juga memberikan rekomendasi bank terbaik dan estimasi biaya-biaya terkait, sehingga Anda dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan terinformasi.


Chapter Banner

Penyesuaian Preferensi

Rumah Baru di Sub-urban dan Apartemen Baru di Urban Sebagai Pilihan Hunian Terjangkau bagi Generasi Sandwich

Dalam survei terbaru terhadap Generasi Sandwich yang berhasil membeli hunian dalam satu tahun terakhir, terlihat bahwa menunjukkan fleksibilitas dalam mereka menyesuaikan preferensi mereka untuk memastikan bahwa kebutuhan tempat tinggal tetap dapat terpenuhi berdasarkan anggaran yang tersedia.

60%

Generasi Sandwich yang memilih rumah tapak memutuskan untuk membeli

rumah baru
Ada 60% Generasi Sandwich yang memilih rumah tapak memutuskan untuk membeli rumah baru. Ini menunjukkan preferensi yang kuat terhadap properti yang siap huni dan tidak memerlukan biaya renovasi besar di awal. Kebanyakan dari mereka mencari properti di area sub-urban di mana harga tanah dan bangunan lebih terjangkau dibandingkan dengan pusat kota.

Mayoritas pemilik rumah tapak memilih ukuran bangunan 22-36 m², yang mencerminkan kebutuhan akan hunian yang efisien namun tetap fungsional. Dari segi jumlah kamar tidur, rumah dengan 2 kamar tidur menjadi pilihan utama (48%), diikuti oleh rumah dengan 3 kamar tidur (31%), yang menunjukkan bahwa Generasi Sandwich mencari hunian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga inti mereka tanpa berlebihan.

Banner

Penyesuaian Preferensi Generasi Sandwich yang Memilih Apartemen

89%

Generasi Sandwich yang memilih apartment memutuskan untuk membeli

apartment baru
Preferensi terhadap apartemen baru sangat dominan dalam Generasi Sandwich yang membeli apartemen dalam satu tahun terakhir, yaitu sebesar 89%. Juga kebanyakan dari mereka membeli apartemen di area urban Ini menjadi pilihan yang lebih terjangkau dibandingkan rumah tapak di lokasi yang sama.

Dari segi ukuran, terdapat pembagian yang seimbang antara apartemen dengan luas ≤ 21 m² (20%) dan yang berukuran 61-70 m² (21%). Hal ini mencerminkan kebutuhan akan hunian yang praktis namun tetap menyediakan ruang yang cukup. Dalam hal jumlah kamar tidur, unit dengan 3 kamar tidur menjadi pilihan tertinggi (27%), diikuti oleh unit dengan 1 kamar tidur (23%), 2 kamar tidur (22%), dan studio (22%).

Banner

Dinamika Pasar Dalam Pembelian Rumah

Lonjakan Preferensi Hunian pada Segmen Menengah ke Bawah di Daerah Sub-urban

Pada kuartal kedua tahun 2024, pasar properti Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik, terutama dalam segmen rumah residensial. Data terbaru mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan signifikan sebesar 8% dalam pembelian rumah menengah ke bawah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini. Sebaliknya, segmen rumah mewah, yang mencakup properti dengan harga di atas 3 miliar rupiah, mengalami penurunan drastis hingga 26%.

+8%

Pertumbuhan kuartalan (QoQ) pada segmen

rumah menengah ke bawah

-26%

Pertumbuhan kuartalan (QoQ) pada kategori

rumah mewah

Pada kuartal kedua tahun 2024, pasar properti di Jabodetabek menunjukkan tren yang menarik, khususnya dalam segmen rumah dengan harga menengah ke bawah. Data menunjukkan bahwa mayoritas pembelian rumah di segmen ini terkonsentrasi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, yang mencatatkan 56% dari total pembelian. Hal ini mengindikasikan bahwa area Bogor semakin menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mencari hunian terjangkau di kawasan sub-urban Jabodetabek.

Sebaliknya, Jakarta hanya menyumbang 2% dari total pembelian rumah di segmen harga ini. Rendahnya persentase ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pembeli di ibu kota, di mana harga properti yang tinggi dan keterbatasan lahan membuat segmen menengah ke bawah semakin sulit untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan anggaran mereka. Sebagai akibatnya, banyak calon pembeli rumah di Jakarta yang memilih untuk mencari hunian di daerah sub-urban, seperti Bogor, yang menawarkan kombinasi antara keterjangkauan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Proporsi Pembelian Rumah Harga Menengah Ke Bawah Kuartal 2 2024 di Jabodetabek

Banner

Ketersediaan Inventori Rumah Terjangkau

Pertumbuhan Inventori Rumah Dipimpin oleh Rumah Segmen Harga Menengah Ke Bawah

Rumah dengan segmen harga menengah ke bawah mengalami pertumbuhan tertinggi (127%) dibandingkan segmen lainnya di kuartal 2 2024 (YoY). Berdasarkan Pinhome Home Value Index terbaru (PHVI 2024 Q2), rumah dengan tipe ≤ 54 di Kota Depok dan Kota Tangerang menjadi pilihan yang paling direkomendasikan untuk kepemilikan rumah pertama karena harga jual rumah pada tipe ini menurun hingga 5%.

+461%

Pertumbuhan kuartalan (QoQ) penambahan inventori rumah baru

segmen menengah ke bawah
Rumah baru dalam segmen harga menengah ke bawah menunjukkan pertumbuhan 461% di penambahan inventori. Lebih spesifik lagi, pada segmen harga rumah ini, penambahan inventory rumah baru dengan 2 kamar tidur terdapat lonjakan 389%. Ini menandakan segment rumah ini sudah menjadi pilihan pengembang properti dalam merencanakan pembangunan proyek perumahan baru mengikuti tren permintaan pasar.
+389%

Pertumbuhan kuartalan (QoQ) penambahan inventori rumah baru 2 KT

segmen menengah ke bawah
Selain itu, wilayah sub-urban seperti Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang juga mengalami peningkatan penambahan inventori rumah baru dalam segmen harga menengah ke bawah. Di Kabupaten Bogor, penambahan inventori tercatat meningkat sebesar 254% pada kuartal 2 tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, Kabupaten Tangerang juga menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan sebesar 191% pada periode yang sama.

Ketika dilihat lebih lanjut, rumah seken segmen harga menengah ke bawah terpantau mendominasi pertumbuhan inventori total rumah seken. Total inventori rumah seken di kuartal 2 2024 bertumbuh 500% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pertumbuhan Total Inventori Rumah Seken Segmen Harga Menengah Ke Bawah

Banner
Banner Tahukah kamu?

Tren Properti dari Barat hingga Timur Nusantara

Perkembangan properti kini semakin merata di seluruh Indonesia, dari barat hingga timur.

  • Di Indonesia bagian barat, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan inventori residensial seken lebih dari empat kali lipat (YoY).

  • Sementara itu, di Indonesia bagian tengah, yaitu DKI Jakarta dan Bali, properti inventori properti residensial sewa terhadap total inventori properti residensial, mencapai dua kali lipat dibandingkan proporsi inventori residensial sewa di keseluruhan Pulau Jawa dan Bali. Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara di bagian tengah dan timur Indonesia mencatat lonjakan inventori properti komersial hingga 11 kali lipat.

  • Tren properti di Indonesia bagian timur menunjukkan bahwa di Maluku dan Nusa Tenggara, pertumbuhan inventori properti komersial juga lebih tinggi dibandingkan properti residensial. Sebaliknya di Papua, pertumbuhan inventori dipimpin oleh tipe properti residensial.


Chapter Banner

Pencarian Properti

Langkah Strategis Generasi Sandwich dalam Mencari Properti: Eksplorasi, Legalitas, dan Pemanfaatan Tools Digital

Setelah melalui proses penyesuaian preferensi yang didasarkan pada perencanaan anggaran, tahap berikutnya dalam perjalanan menuju kepemilikan properti adalah pencarian properti yang tepat. Pada tahap ini, Generasi Sandwich mulai mengarahkan fokus mereka pada eksplorasi pilihan yang ada di pasar. Proses ini mencakup berbagai aktivitas yang tidak hanya bertujuan untuk menemukan properti yang sesuai dengan preferensi dan anggaran, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan informasi yang tepat dan bantuan yang memadai.

Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan terhadap Generasi Sandwich yang melakukan pembelian properti dalam satu tahun terakhir, mayoritas menyebutkan bahwa langkah penting dalam pencarian properti meliputi menjelajahi area (56%), memeriksa legalitas properti/rumah (48%), dan pencarian online (44%).

Langkah Penting Dalam Pencarian Properti

Banner Banner

Generasi Sandwich juga memanfaatkan berbagai tools digital untuk membantu proses pencarian mereka. Media sosial (misalnya Twitter, Instagram, Facebook, dll) menjadi platform yang paling sering digunakan (63%), diikuti oleh aplikasi mobile properti seperti Ray White, ERA, Century 21, dll (35%), dan situs properti yang berbasis web (34%).

Platform Pencarian Properti yang Digunakan Sandwich Generation

Banner

Konsultasi Langsung menjadi Media Informasi Krusial dalam Proses Pencarian Properti oleh Generasi Sandwich

Preferensi Media Informasi dalam Pencarian Properti Berdasarkan Kelompok Generasi Berdasarkan Usia

Banner

Dinamika Pasar Dalam Pencarian Beli Properti

Rumah Harga Menengah ke Bawah dan di Area Sub-urban Tercermin Selama Kuartal Kedua Tahun 2024

Pada hasil survei pada Generasi Sandwich yang membeli hunian dalam satu tahun terakhir, ditemukan bahwa mayoritas Generasi Sandwich memilih properti dengan luas tanah lebih kecil atau sama dengan 54 m2 (53%) dan 31% lainnya memilih properti dengan luas tanah 55-120 m2.

Sementara itu, untuk ukuran bangunan, mayoritas pemilik rumah tapak juga membeli rumah dengan ukuran bangunan kecil, yaitu dengan luas lebih kecil atau sama dengan 54 m2. Preferensi ini juga tercermin dalam tren pencarian properti di platform Pinhome selama kuartal kedua tahun 2024, spesifiknya pada rumah menengah ke bawah, dengan rentang harga 200 - 600 juta rupiah.

Penyesuaian Preferensi Generasi Sandwich yang Berhasil Membeli Properti dalam 1 Tahun Terakhir

Banner
36%

Dari total pencarian beli rumah

Proporsi pencarian rumah

segmen menengah ke bawah

+287%

Dari total pencarian beli rumah

Pertumbuhan pencarian beli rumah

segmen menengah ke bawah

Pada kuartal kedua tahun 2024, 36% dari total pencarian beli rumah merupakan pencarian rumah dengan kategori menengah ke bawah. Pencarian beli rumah dengan kategori menengah ke bawah pada kuartal kedua tahun 2024 tumbuh sebesar 287% dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.

Banner

Lebih lanjut, terdapat variasi tren pencarian rumah menengah ke bawah berdasarkan area:

  • Di Jakarta Timur, Bogor Raya, dan Tangerang Raya, pencarian rumah dengan tipe 55-120 lebih dominan dibandingkan dengan tipe ≤ 54. Hal ini menandakan adanya preferensi konsumen yang memilih tinggal di pinggiran kota untuk mendapatkan rumah yang lebih luas dengan harga yang terjangkau.

  • Sebaliknya, di area DKI Jakarta, kecuali Jakarta Timur, rumah tipe ≤ 54 justru lebih diminati, yang menawarkan harga yang paling terjangkau.

Pertumbuhan Pencarian Beli Rumah Berdasarkan Tipe Rumah Kuartal Kedua 2024 Dibandingkan Kuartal Kedua 2023

Banner

Tren Pencarian Hunian Apartemen Juga Menunjukkan Perkembangan yang Signifikan

pertumbuhan pencarian beli

apartment baru 2 KT 1.8x

lebih cepat dibandingkan apartment 1 KT

Pencarian untuk membeli apartemen naik 131% pada kuartal kedua 2024 dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Jika melihat berdasarkan jumlah kamar tidur yang dicari, pencarian beli apartemen dengan dua kamar tidur (2KT) tumbuh 220%. Pertumbuhan ini 1.8x lebih cepat dibandingkan apartemen dengan satu kamar tidur (1KT).

Pemilihan Properti

Prioritas Utama Generasi Sandwich dalam Memilih Properti: Akses Kesehatan, Lokasi Kerja, dan Keamanan

Ketika memilih rumah, Generasi Sandwich menunjukkan preferensi yang jelas terhadap faktor-faktor yang mendukung kesejahteraan keluarga mereka. Berdasarkan hasil survei, tiga faktor utama yang paling dipertimbangkan adalah dekat dengan fasilitas kesehatan (64%), dekat dengan kantor (62%), dan keamanan dan kenyamanan lingkungan sekitar (60%).

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa 55% dari Generasi Sandwich di golongan Generasi Z memilih properti yang dekat dengan pusat perbelanjaan, persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan Generasi Sandwich di golongan Generasi Milenial (34%). Hal ini menunjukkan bahwa Generasi Z lebih mengutamakan akses cepat ke fasilitas komersial dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor Utama Generasi Sandwich dalam Memilih Properti

Banner
7.3%

Rata-rata pertumbuhan bulanan (MoM) di Q2 2024

pencarian dekat faskes dan perkantoran

Pencarian untuk membeli apartemen naik 131% pada kuartal kedua 2024 dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Jika melihat berdasarkan jumlah kamar tidur yang dicari, pencarian beli apartemen dengan dua kamar tidur (2KT) tumbuh 220%. Pertumbuhan ini 1.8x lebih cepat dibandingkan apartemen dengan satu kamar tidur (1KT).


Chapter Banner

Alternatif Kepemilikan Properti

Jika kepemilikan hunian belum terjangkau, menyewa dapat menjadi alternatif bagi Generasi Sandwich. Dengan menyewa, kebutuhan keluarga dapat dipenuhi tanpa beban cicilan dan biaya tambahan yang kerap menyertai kepemilikan hunian, serta memberikan keleluasaan memilih hunian sesuai preferensi.

Pertumbuhan kuartalan (QoQ)

total inventori hunian sewa +26%

pada kuartal 2 tahun 2024

Pilihan hunian sewa semakin beragam seiring dengan meningkatnya pertumbuhan total inventori. Pada kuartal 2 tahun 2024, total inventori hunian sewa naik sebesar 26% dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan peningkatan pada apartemen sewa sebesar 28% dan rumah sewa sebesar 23%. Variasi ini memberikan lebih banyak opsi untuk menemukan hunian sewa yang sesuai dengan kebutuhan keluarga dan preferensi.

Tren Pasar dalam Sewa Properti

Rumah Sewa Tipe 55-120 di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bogor (Area Sub-urban) Turun Harga

Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Bekasi dan Kota Bogor merupakan pilihan menarik bagi pencari rumah sewa dengan tipe 55-120 di area sub-urban. Ketiga area ini menunjukkan penurunan harga sewa tahunan di kuartal 2 tahun 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya. Harga rumah sewa di Kabupaten Sidoarjo berubah -14% menjadi 30 juta rupiah, Kabupaten Bekasi mengalami perubahan sebesar -5% menjadi 35 juta rupiah, dan Kota Bogor berubah -3% menjadi 35 juta rupiah. Selain itu, total inventori rumah sewa di ketiga area ini juga meningkat secara kuartalan, masing-masing sebesar 27%, 36%, dan 19%. Di sisi lain, pencarian untuk rumah sewa tipe 55-120 di Kota Bogor dan Kabupaten Bekasi juga meningkat, masing-masing sebesar 125% dan 79%, menunjukan adanya peningkatan minat di area ini.

Tren Harga dan Inventori Rumah Sewa di Kab. Bekasi, Kota Bogor, dan Kab. Sidoarjo (2024 Q2)

Banner

Bagi yang lebih memilih tinggal di pusat kota, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Surabaya menawarkan peluang menarik dengan penurunan harga sewa tahunan untuk rumah tipe 55-120. Jakarta Timur mengalami perubahan harga sebesar -7% menjadi 50 juta rupiah, Jakarta Utara berubah -6% menjadi 65 juta rupiah, dan Surabaya berubah -5% menjadi 40 juta.

Terdapat juga peningkatan minat terhadap rumah sewa tipe 55-120 di Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Surabaya, dengan naiknya pencarian rumah sewa secara kuartalan, masing-masing sebesar 136%, 61%, dan 44%. Total inventori rumah sewa di ketiga kota ini juga meningkat secara kuartalan, masing-masing sebesar 89%, 8%, dan 21%.

Pencarian Apartemen Sewa di Jakarta Meningkat

Banner
+14%

Pertumbuhan kuartalan (qoq) pencarian apartemen sewa di

Jakarta

Pencarian apartemen sewa di kawasan urban menunjukkan peningkatan, dengan pertumbuhan kuartalan mencapai 14% di DKI Jakarta. Pertumbuhan ini 1,8 kali lebih cepat dibandingkan Bekasi Raya. Sementara itu, Tangerang Raya justru mengalami perubahan sebesar -23%. Mengindikasikan adanya tren positif untuk apartemen sewa di area urban dibandingkan di area sub-urban.


Tentang Pinhome Exclusive Report

Pinhome Exclusive Report adalah laporan yang dirancang untuk menyajikan analisis mendalam dan komprehensif tentang topik-topik tematik yang menjadi fokus utama dalam industri properti. Berbeda dengan laporan pasar kuartalan yang mencakup keseluruhan dinamika pasar seperti suplai, permintaan, dan kondisi pembiayaan dalam periode tertentu, Pinhome Exclusive Report mengambil pendekatan yang lebih spesifik dan menyeluruh terhadap isu-isu kunci yang mempengaruhi pasar properti Indonesia.

Pinhome Exclusive Report Oktober 2024 ini berfokus pada eksplorasi mendalam terhadap perjalanan Generasi Sandwich dalam meraih kepemilikan properti. Mengetahui Generasi Sandwich dihadapkan beban finansial yang besar karena menanggung orang tua yang sudah tidak produktif juga anak-anaknya yang masih membutuhkan dukungan finansial bahkan juga menanggung saudara-saudaranya, laporan ini menyajikan fakta-fakta terkait tantangan dan upaya generasi ini dalam memiliki hunian, serta solusi yang dapat diambil.

Metodologi

Laporan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pinhome dan YouGov. Data yang mendasari Pinhome Exclusive Report Oktober 2024 bersumber dari survei online yang dilakukan YouGov, dengan melibatkan 400 responden yang terdiri dari pria dan wanita berumur 18 tahun keatas dan berasal dari berbagai kelas sosial ekonomi di seluruh Indonesia, mencakup 200 pemilik rumah yang baru membeli dalam setahun terakhir dan 200 calon pembeli rumah dalam setahun mendatang. Selain itu, laporan ini bersumber dari database Pinhome yang komprehensif, mencakup lebih dari 1 juta inventori perumahan, untuk memberikan wawasan berharga tentang dinamika pasar saat ini, termasuk jenis properti yang diminati, perencanaan anggaran, serta perbedaan regional dalam ketersediaan dan keterjangkauan perumahan. Dengan menggabungkan database properti yang luas dari Pinhome dengan metodologi dan hasil penelitian yang handal dari YouGov, laporan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan aksesibilitas di pasar properti, memberdayakan konsumen, pengembang, dan pembuat kebijakan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Dengan analisis berbasis data dan wawasan yang dapat ditindaklanjuti, Pinhome Exclusive Report adalah sumber yang dapat diandalkan untuk memahami lanskap kepemilikan properti yang terus berkembang di Indonesia, menyediakan peta jalan yang jelas bagi mereka yang ingin mencapai tujuan kepemilikan rumah di pasar yang dinamis.

Tentang Pinhome

Banner

SHARE TO